2 Comments

Di zaman ini seringkali kita menemukan para teman kita, tetangga kita bahkan saudara kita yang mengeluh dalam hidupnya. Padahal mereka sudah bekerja keras dari pagi hingga malam, banting tulang tanpa henti untuk mencari nafkah. Namun tetap saja, yang dirasa adalah kekurangan, sempitnya rezeki, dan letih yang tak terbayar. Ada pula yang Allah beri kekayaan yang melimpah, tetapi hati mereka merasa kosong, hampa, dan tak pernah tenang.

Apa Sebenarnya yang salah?

Allah telah menciptakan manusia. Allah pula yang menciptakan dunia, kemiskinan, kekayaan, bahagia, dan derita. Kita memang diwajibkan untuk berusaha, tetapi kita juga diwajibkan beriman kepada qadha dan qadar atau biasa disebut Takdir. Tanpa iman kepada takdir Allah, maka usaha sehebat apapun tidak akan membawa ketenangan, dan rezeki sebanyak apapun tidak akan membawa kebahagiaan.

  • Iman kepada takdir itu kunci qana’ah dan syukur

Seringkali kita lupa: bahwa yang menentukan hasil bukan hanya usaha, tapi juga kehendak Allah. Jika seseorang merasa bahwa semua yang ia capai adalah karena dirinya sendiri, maka ia akan sombong saat berhasil, dan kecewa saat gagal. Padahal, segala yang kita miliki—besar ataupun kecil—adalah bagian dari takdir Allah. Dan semua yang Allah tetapkan, pasti ada hikmahnya.

  • Kalau belum cukup, mungkin bukan rezeki yang kurang, tapi syukur yang belum tumbuh

Rezeki itu bukan hanya uang. Bisa makan, sehat, punya keluarga, teman yang baik, pikiran yang jernih, hati yang tenang—semuanya adalah rezeki. Jika kita mengimani qadha dan qadar, maka tak peduli berapa banyak atau sedikit yang kita miliki, hati kita akan tenang dan bersyukur. Karena kita yakin: 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ ٱلنَّاسَ شَيْـًٔا وَلَٰكِنَّ ٱلنَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“ Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri”

— Al-Qur'an Surat Yunus, ayat 44

  • Kalau hidupmu terasa berat, jangan menyerah. Bangkitlah!

Jika hari ini kita merasa hidup seret, badan lemah, usaha mandek, doa tak terkabul jangan putus asa. Mungkin kita perlu introspeksi. Apakah usaha kita sudah maksimal? Apakah doa kita masih separuh hati? Apakah sholat kita masih kurang khusyuk? Bisa jadi, bukan takdirnya yang lambat datang tapi kita yang belum siap menerimanya.

  • Allah mencintai hamba yang berusaha dan tidak putus asa

Allah tidak menciptakan hasil tanpa sebab. Dia perintahkan kita untuk bekerja, berdoa, dan bersungguh-sungguh. Dan Allah janjikan pahala besar bagi mereka yang tidak bermalas-malasan. Maka jika hari ini belum berhasil, teruslah melangkah. Jika sudah lelah, istirahatlah sebentar, tapi jangan berhenti. Karena bisa jadi, kesuksesan itu tinggal selangkah lagi.

  • Berprasangka baiklah kepada Allah

Kadang kita terlalu cepat menyimpulkan bahwa doa kita tidak dikabulkan. Padahal Allah hanya sedang menyiapkan waktu yang paling tepat. Maka bersangka baiklah:
“Allah menghendaki kebaikan untukku, tinggal tunggu waktunya.”

Terus berdoa, terus berusaha, dan terus mendekat kepada-Nya. Karena siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah cukupkan segala kebutuhannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *